Selasa, 07 November 2017

SAMPAI JUMPA LAGI

Bintuhan, 28 Oktober 2017
  28 Februari lalu,saya membawa segudang rindu dari tanah rantau pulang ke tanah kelahiran ku tercinta. Membawa asa yang runtuh karena kerasnya perjalanan membangun mimpi di bumi perantauan.
  Banyak pertanyaan akan akhir Cerita yang ku buat bertahun-tahun lalu,cerita yang pernah ku sombongkan dahulu,cerita yang nyatanya belum bisa ku buat jadi nyatanya dan masih menjadi mimpi sejauh ini.
  Terhitung Februari hingga hari ini,berbulan-bulan sudah aku menikmati anugerah alam tanah kelahiran ku,alam yang indah,alam yang asri,alam yang sudah mulai dirusak oleh 'kerakusan' rezime pemerintahan kali ini.
  Berbulan-bulan juga ku habiskan waktu bersama keluarga ku,ayah,ibu,adik-adik tercinta,bercengkerama tentang lelucon lama yang masih lucu di dengar,bercerita tentang ramainya kekacauan Nasional,dan banyak hal yang membuat hidup ku menjadi kembali mendapat darah segar,kembali merasa bahwa aku memiliki mereka semua,yang nyatanya begitu menyayangi tubuh ini.
  Aku menemukan banyak kawan baru wajah lama,yang hampir setiap malam bercengkrama,bertingkah konyol,menjelajah,berpesta dan saling berseberangan pendapat,tetapi tetap berteman,juga saling perduli dan berbagi tentang banyak hal. Lambat laun mereka menjadi saudara yang tak sedarah.
  Banyak hal yang terjadi,suka dan duka,senang dan sedih,baik dan buruk, rezeki dan musibah.
  Tak ada cinta layaknya remaja pria dan wanita,hanya ada persahabatan semakin membumbung tinggi,berjalan dalam perbedaan warna dan bentuk,indah mengalun dalam ketidaksamaan darah.
  Hanya ada cinta dari orang-orang sekitar yang disebut sanak famili dan saudara,saudara se ayah se ibu,saudara sekakek senenek,dan saudara karena kebaikan.
  Semua berjalan begitu menenangkan ditengah-tengah kegelisahan yang menakuti inti kehidupan. Teman lama ku junpai,saudara tua ku temui,semua kembali menjadi normal untuk beberapa bulan kemarin,semua menjadi kembali sama seperti masa kecil dulu,ada keluarga,saudara,sahabat dan teman lagi di sekitar ku...nikmat sekali rasanya.
  Kota ini memang bukan kota besar penuh kemegahan,hanya sebuah kota kecil yang bergerak agar tetap ada ditengah 'kebimbangan' rezime pemerintahan saat ini. Bukan pula kota yang menjadi destinasi utama para pelancong,hanya sebuah kota yang menjadi lintasan saat melancong.
  Tak ada yang menarik,hanya tempat-tempat kecil yang menjadi tujuan rekreasi,hanya saja itu masih sangat di jaga kemurniannya.
  Aku sudah melakukan perjalanan dibanyak kota indah nan megah,hampir di semua pelosok negeri. Tapi,untuk kota kecil tempat lahir ku,cinta mati ku tertambat,jauh namun terasa dekat,rindu dikala jauh dibelah lautan.
  Terlalu banyak hal-hal kecil yang begitu sulit dilupakan. Pengembara berkata 'tempat lahir ku adalah jalan pulang setelah perjalanan panjang'.
  Malam ini,adalah malam terakhir ku di kota yang ku tumpahkan segala cinta ku,kota yang hati ku sudah mati didalamnya. Setelah beberapa bulan,esok akan aku lanjutkan perjalanan,perjalanan menata asa masa depan,menuju mimpi yang terlanjur ku bangun,menyudahkan cerita yang sudah kepalang ku tulis di dalam lembaran kehidupan.
  Bukan ingin meninggalkan,hanya saja sebagai pria yang mulai beranjak dewasa,ada tanggung jawab di pundak ku,tanggung jawab akan pertanyaan yang semakin sering bermunculan, 'kapan wisuda'.
  Esok sudah tidak akan ada gelak tawa dan candaan dari ayah,ibu,adik,saudara dan sahabat-sahabat baik.
 Memang sementara,hanya rasanya saja yang lama. Lama karena akan tidak bertemu mereka untuk beberapa tahun,lama karema hukum rindu yang terus bertambah tanpa mau berkurang,lama karena letak kota kecintaan ku tak dapat di lihat diujung mata melihat.
  Jujur saja,rindu adalah titik terlemah ku menjalani inti hidup,rindu adalah biang air mata untuk keluar,rindu adalah siksaan tak terluka yang tak kunjung beristirahat.
  Sejauh mata memandang,rindu terus bertambah,rindu akan keluarga tercinta,sanak saudara terkasih dan rindu kawan terkonyol.
  Terimakasih teruntuk kalian,masih menerima ku sebagai tuan rumah,menjadikan ku bagian dari kalian. Menerima lulucon murah ku yang garing,tertawa ditengah ketololan lawakan ku,dan mendengarkan cerita ku.
  Esok pagi,langkahku tak akan kalian dengar lagi di kota ini,tawa ku akan hilang sementara waktu,aku kembali berjalan,meneruskan cerita yang sudah ku tulis,meskipun aku tidak pernah tau kapan cerita ini menemukan tulisan 'THE END' layaknya drama indah telanovela.
  Ayah,ibu,adik,saudara dan sahabat partner in crime ku,aku pamit untuk kalian lewat tulisan ku ini,aku pamit dengan sejuta huruf tak tertata ini.
  Semoga Tuhan kasih waktu untuk kita kembali.... SAMPAI JUMPA.....

Kamis, 14 Mei 2015

Siapakah aku? Seperti ini kah aku?

 Hari ini 15 Mei 2015,21 Tahun sudah aku hidup sebagia manusia didunia. Aku selalu berharap,disetiap tahunnya saat usia ku berkurang,kiranya mulai ada perubahan baik dalam hidup ku.

Mengatahui siapa aku? Apa tujuan hidup ku? kemana arahnya? Dan kaki mana yang akan ku gunakan untuk memulai langkah baru.

Mulai memamahami arti hidup,memperbaiki apa yang salah dan yang tidak seharusnya ku lakukan. Memikirkan,sudah tepatkah jalan hidup yang ku pilih.

Naytakah ini? Benarkah ini? Yakinkah aku dengan jalan hidup yang sudah ku jalani sekian tahun terakhir? lalu,apakah artinya ini? Kenapa aku masih bertanya?

Ini kah yang sebenarnya pilihan ku? Atau kah ini bagian dari perjalanan ku? Atau,apakah ini? Kenapa seperti ini? Siapakah aku? Tolong jelaskan. Siapa aku?

Apa yang salah sebenarnya? Apakah aku yang salah di dalam menjalankan perjalanan hidup ini? Atau aku salah saat mumulai hidup ini? Dan kenapa keraguan masih saja terus menjadi pertanyaan jika ini pilihan hidup ku? Entahlah apa dan dimana salahnya.

kenapa hanya dan terus seperti ini? Benarkah ini? Atau hanya karena aku takut untuk keluar dari zona nyaman ku saat ini? Lalu,kenapa? Karena aku seorang penakut? apa aku terlalu pecundang untuk melangkah lagi?

Tahun ke tahun angka di atas kue tart ini bertambah satu demi satu. Itu artinya jatah hidup ku berkurang dan sudah dekat dengan kematian. Karena siapa yang tau nominal pasti akhir hidup dan 'pulang' meninggalkan semua ini.

Saat ini kah? Esokkah? lusakah? Atau nanti bebrapa waktu lagi. Sementara umur yang terus berkurang,aku masih belum tahu,apa tujuan hidup ku yang sebenarnya dan bahkan siapa aku ini? Aku masih membingungkan hal itu.

Hanya sebatas ini kah? Atau lebih burk lagi kah? Atau akan ada perbaikan yang berati dalam hidup dan tujuannya. Apa yang sebenarnya yang aku cari,apa? Aku bingung,bingun siapakah aku ini?

Belumkah aku merasa lelah dan bosan denagn ini semua? Dosa apa lagi yang akan aku jumpai? Lalu kebaikan apa yang akan aku lakukan? Aku jenuh saat ini.

Apa ini? Dan kenapa bisa seperti ini? Dari mana aku mulai salah? Beritahu aku,agar aku bisa mulai dari mana aku akan memperbaikinya Tuhan. Kau tahu kan Tuhan? Aku mulai lelah dengan jalan hidup seperti ini.

Dengan hidup yang aku mulai rasa tidak berati,bhakan untuk diri ku. Hidup yang seperti sampah yang tidak berati apa-apa untuk siapa-siapa. bahkan ayah dan ibu ku sekali pun...menangis jauh di dalam hati.

Dari Tahun ke Tahun setiap kali bulan dan tanggal ini datang. 'esok dosa apa yang akan mulai aku jumpai di umur ku yang kesekian ini' . Lelah Tuhan terus dan terus seperti ini,hampir disemua jalan umur ku.

Aku mulai lelah,hidup dengan penuh kepalsuan dan kemunafikan didalamnya. Berpura-pura menjadi selalu kuat,tanpa mengenal apa itu air mata. Menjadi munafik karena aku tidak ingin terlihat lemah di hadapan siapa pun.

Dan yang sejujurnya aku ini lemah,teramat rapuh layaknya seorang ,manusia yang sejati. Hanya saja aku terlalu egois untuk mengakui itu. Atau hanya karena aku yang selalu berfikir bawa aku bisa hanya dengan diri dan logika ku sendiri,sampai-sampai aku tidak mau memperdulikan bahwa aku juga ingin menangis,aku ingin berkeluh kesah dan manjadi manusia pada harkatnya.

aku tau,sekarang aku gagal. Gagal sebagai manusia dan gagal sebagai anak dari sepasang ayah dan ibu yang teramat baik seperti malaikat,yang ternyata selalu mendoakan ku dari kejauhan dan dalam kesibukan mereka,karena mereka ingin segala sesuatuny yang terbaik untuk ku. Aku gagal Tuhan,aku gagal ayah ibu,aku gagal. Dan aku malu.

Bahkan aku gaga; menjadi seorang partner yang baik,yang selama ini aku adalah orang yang selalu mencoba membuat orang-orang disekeliling ku tertawa dan selalu tersenyum.

Aku malu,terhadap mu Tuhan,terhadap kalian ayah ibu,terhadap kalian kawan,sahabat dan saudara. bahakan terhadap diri ku sendiri. Apa yang aku lakukan selama ini? apa? Aku malu.

Aku tau,engkau akan terus membiarkan aku seperti ini sampai aku sebenar-benarnya tersadar,bahwa jalan ku salah. Bantu aku untuk kembali meyakinkan dan menemukan jalan dan tujuan hidup ku yang sebenarnya Tuhan.Aku ingin menjadi aku yang seperti aku pada dasarnya.

Yang menangis disaat aku merasakan sedih dan kesakitan dan tertawa saat aku bahagia karena orang-orang disekitar ku bahagia karena melihat ku.

Yang jujur dengan keadaan. Berterus terang dengan apa yang sebenarnya terjadi. Bukan menjadi bepura-pura kuat selamanya.

Dan untuk Mei yang ke-21 ini,aku memohon bantu aku menjadi sesuatu yang selalu ingin memperbaiki segalanya,menjadi manusia yang selalu bersyukur,menjadi makhluk yang selalu rendah hati. Tuhan,izinkan dan bantulah aku untuk kembali menata hidup yang sudah lama kosong.

Terimakasih Tuhan untuk usia yang panjang dan berharga dan yang belum sempat aku syukur ini.
Terimaksih ayah ibu,kalian selalu membanggakan ku sekali pun aku mengecewakan kalian, Kalian selalu memaafkan ku sekali pun salah terus ku ulang, Kalian terus memberi kesempatan ke dua ke tiga keempat dan kesekian kalinya aku kembali mengingkari dan kalian beri lagi kesempatan yang sama untuk ku.Terimakasih kawan,sosok ibu muda yang isnpiratif,yang selalu membeberkan dengan sejujurnya,tanpa banyak basa-basi,karena lewat obrolan singkat yang mungkin akan membuat perubahan besar nantinya,terimakasih kawan satu gelas kopi,satu piring pancake,terimakasih kawan yang lain yang memberi banyak masukan yang selalu terabaikan. Happy BirthDay Roni Usgian Tori. 15 Mei 1994 - 15 Mei 2015.

Senin, 04 Mei 2015

Aku (pernah) rindu...dengan mu,sekalipun aku kecewa.

 
Tak tersisa cahaya rembulan ditelan awan hitam dilangit malam ini. Hening semesta membisu, hanya terdengar suara hati yg sedang merindu.

Kekasih yang selama ini kucari namun tak kunjung jua kutemui. Pergi hilang entah kemana membawa luka cinta baru yang membuatnya bahagia, namun ku berharap selalu agar Ia baik-baik saja disana atau dimanapun Ia berada saat ini dan dengan siapapun dia saat ini. Do'aku menyertainya.

Sungguh terasa menyenangkan melihat dirinya sudi berkunjung ke dalam mimpi malamku. Walau hanya sedetik terjadi, tak apalah bagiku.

Belum terasa benar yg kurasa, Ia sudah menghapuskannya. kuharus berterima kasih karena kejujurannya. Namun tetap saja di lain sisi, Lara menyelimuti.

Ku sudah menaruh harap dan khayalku melambung tinggi. Namun Ia menjatuhkan lagi. Jatuhkan aku. Hujamkan aku kedalam bejana jurang kesakitan rasa.
 
Saat ini raga mu jauh tidak terlihat lagi,terus berjalan bahagia bersama seorang pilihan trebaik mu, dan aku masih saja terus berusaha untuk menarik hati ku yang sudah terlampau jauh berkhayal tentang mu.

Dan seperti menjadi hal tersulit bagi saat itu dan sekarang adalah,mencoba untuk menerima kepergian mu yang sudah sempat menghembuskan angin segar terhadap hati yang lama menanti ini.

Hampir saja ku habiskan waktu untuk terus berusaha membuat mu terus merasa indah sebagai wanita dan nyaman sebagai pendamping,tahukah engkau aku seperti berada di antara mimpi dan kenyataan yang tidak pernah sungguh aku inginkan.
 
Kisah yang jauh tidak pernah aku bayangkan di dalam hidup,aku merasa seperti pribumi yang hanya di manfaatkan isinya,dan engkau seperti penjajah ulung yang datang dan pergi begitu saja. Keyakinan terus mencoba untuk kembali merangkul dan mencoba menjanjikan bahwa akan masih ada sedikit kebahagian pasca sepeninggal mu.
 
Dengan kasih beserta pun sayang yang setulus itu aku sematkan untuk mu,kau seperti tidak merasa dan tidak akan pernah merasa. Disaat aku sedang membara dengan usaha agar engkau bisa terus dan selamanya bahagia,kau seperti kilat menghilang dan meninggalkan si malang ini.
 
 Tahukah engkau,bahwa engkau adalah seseorang yang mampu membuat ku tenang,membuat seekor 'anjing' liar merasa di cintai dan kembali mempunyai tuan yang begitu mengasihi.Dan mengapa pula kau harus meninggalkan si 'anjing' liar ini dengan cara yang sebegitu 'jahat' dan cepat?
 
 Sungguh penolakan mu terasa begitu menyakitkan saat itu. Karena apa? Karena aku bukan siapa dan kau kira tidak akan menjadi apa-apa? Kenapa? Karena aku hanya manusia terbuang dan terus terhina dan kau anggap aku tidak akan layak apa lagi bisa membuat mu bahagia?
 

Ada yang tak bisa terlupakan, memang, sesakit apapun dia pernah menyakitim - See more at: http://kunamaibintangitunamamu.tumblr.com/#sthash.BuvRS4P2.dpuf
Sadarkah kau,disaat kau mulai merajut kasih indah dengannya,aku terus merindukan mu,merindukan dengan penuh kehampaan,dengan penuh kesakitan dan,dengan penuh rintihan.
 
Terimakasih atas waktu mu yang sebentar,itu akan menjadi kenangan sepanjang masa untuk ku. Berbahagialah selalu dengan setiap pilihan mu. Aku selalu mendoakan yang terbaik untuk mu,kapanpun.

Adalah seseorang yang mampu membuatku merasa senang - See more at: http://okepuisi.blogspot.com/2014/05/puisi-tersenyum-dibalik-kesedihan-ku.html#sthash.YYgye7EJ.dpuf

Aku seakan berada diantara mimpi dan kenyataan yang sungguh tak kuinginkan - See more at: http://okepuisi.blogspot.com/2012/10/puisi-kehilangan-orang-yang-dicintai.html#sthash.c86viTOG.dpuf
Aku seakan berada diantara mimpi dan kenyataan yang sungguh tak kuinginkan - See more at: http://okepuisi.blogspot.com/2012/10/puisi-kehilangan-orang-yang-dicintai.html#sthash.c86viTOG.dpuf

Selasa, 21 April 2015

Beberapa saat untuk beberapa masa

    Selamat pagi nona Manis,selamat pagi wanita bersahaja,selamat pagi dewi ketenangan...lama sudah aku tidak pernah mendengar satu bait cerita tentang hari demi hari mu yang pernah sempat ku dengar hampir di setiap hari nya. Aku rindu itu semuanya,kabar mu baik? Raut mu begitu indah untuk ku renungkan,jiwa mu yang tenang namun penuh dengan kedigdayaan seorang wanita muda,bak sang Kartini yang sedang memperjuangkan hak2 sebagian banyak orang. Tutur kata yang mengayun indah,lembut namun tegas,setegas saat kau mengatakan,Maaf jika kita tidak akan pernah menjadi lebih dari sekedar teman. Aku rindu itu,sudah sekain lama aku tak tau bagai mana dan  apa yang sedang kau senangi saat ini,sudah sangat lama,sejak kau mulai membuat keputusan untuk menyerahkan rasa mu kepada seorang pria yang begitu beruntung. Bait demi bait tidak akan pernah cukup untuk menceritakan semua rasa yang pernah aku simpan serapih mungkin selama bertahun-tahun,sejak kali pertamanya aku melihat satu ciptaan terindah Tuhan. Rasa yang membuat pertarungan besar didalam hati,tak sebentar aku mencintai mu dalam diam dan sakit. Rasa yang benar dan sebenarnya ku simpan dan ku nikmati sendiri. Tahukah kau,saat kau menegaskan bahwa kita tidak akan pernah lebih dari sekedar dari teman,itu sakit sebagaimana seorang lelaki saat tertolak oleh sang pujaan,tetapi itu wajar menurut ku,karena memang jika di sama kan dari setiap sisi kita,kita hanya sama-sama makhluk ciptaan Tuhan,kau bersujud dan aku rusak. Dan rasanya sangat mustahil untuk itu,untuk kita bersama,untuk membuat mu mnejadi wanita yang aku indahkan setiap saatnya. Tetapi,ada rasa yang lebih sakit dari sekedar penegasan mu saat itu,yaitu pernyataan mu bahwa ada seorang pria beruntung yang sudah bisa menaklukkan dan sudah bisa mencairkan hati mu yang membatu dan membeku laksana es di kutub utara. Kau tau sakitnya? semoga kau tidak pernah rasakan,aku berdoa untuk itu. Tau kah engkau nona,bahwa seandainya beberapa tahun lalu aku tau bahwa aku akan berbicara jujur sejujurnya tentang rasa yang sudah hampir memfosilkan diri di dalam hati terhadap mu,mungkin aku akan berbenah diri,setidaknya tidak serusak dan sehina ini sekarang. Aku berfikir bahwa ini hanya akan menjadi satu rasa yang terus tersimpan di dalam hati,yang tak patut untuk aku bicarakan dengan mu. Kau tau,aku seperti membenci diri ku sendiri saat akan berbicara banyak soal rasa terhadap mu,karena diri dan tubuh ini sudah rusak dan terlalu hina untuk itu. Tapi,apapun itu,satu hal yang selalu aku jadikan acuan di dalam hidup,aku adalah seorang pria,yang jatuhnya akan terus mengatakan apa pun yang menjadi ganjalan didalam hidup. Seburuk apapun resikonya. Apa kamu pernah tau,apa yang aku pikirkan saat kau memberitahu bahwa pria beruntung itu sudah membuat hati mu yang beku mencair? Tuhan pun sulit memprediksinya,mungkin. Sekarang,sudah beberapa bulan sejak penegasan itu,kita kembali seperti semula,seperti orang yang sama sekali tidak pernah mengenal. Kita seperti orang asing yang sama sekali tidak pernah bertemu. Mungkin tak guna juga jika kau kembali merespon ku,toh hanya akan buang-buang waktu mu saja. Kita memang tidak punya cerita yang banyak untuk di bahas bersama,semenjak aku bercerita soal rasa itu,hanya satu kali kita bertemu,itu pun hanya beberapa saat dan hanya di pinggiran jalan yang banyak orang lalu lalang disatu kota,kota kelahiran mu. Tetapi masa itu,sedetik pun tak pernah ku lepaskan pandangan dari setiap keindahan diri mu,entah karena memang seruan hati,bahwa ini hanya akan terjadi saat ini,satu kali ini,untuk pertama dan terakhir,dan tidak akan ada lagi,sampai kapan pun. Dan itu sebenarnya memang terjadi. terimakaish untuk masa itu,waktu yang beberapa saat yang akan aku ingat setiap waktunya,dan aku akan menyambangi tempat itu jika nanti kembali singgah kekota mu. Aku rindu,aku rindu dan rindu teramat nona Manis.

Senin, 23 Maret 2015

Rindu untuk dua orang super....


 Ayah,ibu...pernahkah kalian berpikir bahwa anak kalian sudah sebesar ini? Anak kalian sudah berjalan hampir di setengah umurnya,meninggalkan rumah,dan bahkan hampir tak pernah pulang. Maaf jika lama ku tinggalkan,aku masih sedang diperjalanan,perjalanan menuju apa yang kalian harapkan,berjalan cita ku dalam hidup. Maaf jika selama ini,aku masih belum bisa hanya untuk sekedar membuat kalian bahagia dengan apa yang sudah ku lakukan. Maaf jika aku masih selalu membuat kalian menangis dan terus bersedih karena kebodohan dan pilihan hidup ku yang tidak pernah kalian sukai. Hanya pernah terucap jannji,nanti jika aku sudah bosan seperti ini,maka jatah ku untuk mengbahagiakan kalian,menebus sekali pun tidak semua diosa dan salah ku terhadap kalian dahulu. Aku rindu kalian hampir disetiap waktu,rindu dimasa saat aku masih sebentuk bocah kecil yang terus kalian manjakan,yang masih terus ingin selalu berada di dalam dekapan kalian berdua,yang begitu hangat ku rasakan,dekapan yang selalu membuat ku merasa nyaman,merasa aman dan tenang. Aku merindukan itu semua. Pernah aku berpikir untuk kembali mnejadi bocah kecil yang selalu diperhatikan setiap gerak gerik ku. Aku rindu kalian wahai ayah dan ibu hebat ku, Aku rindu akan sentuhan-sentuhan hangat kalian. Aku rindu nasihat-nasihat dan marahan-marahan kalian yang dulu aku kira kalian membenci ku,padahal kalian seperti itu karena menyayangi dan tidak ingin aku salah dalam berbuat. Aku ingin kembali mendengar dongen-dongen penghantar tidur ku. Aku rindu saat-saat dimana aku selalu begitu merasa bahagia meski pun tak seberapa punya,asal bisa terus bermain dengan ayah. Aku selalu ingat,diwaktu kecil kalian selalu mengajarkan ku untuk selalu hidup sederhana,tak banyak mainan yang ku punya. tetapi aku selalu bangga memiliki kalian sebagai orang tua ku. Sore hari yang selalu menjadi momentum bahagia ku jika sudah tiba,ayah yang hebat selalu mengajak ku untuk belajar bersyukur dengan cara menikmati ciptaan tuhan di pematang sawah sambil bermain layang-layang. Pulang dengan kecerian bersama ayah,disambut dengan senyuman hangat dari ibu tercinta yang siap membersihkan badan ku seusai bermain. Jujur saja,masa itu sangat aku rindukan ayah,ibu. Masa yang sudah tidak lagi bisa ku rasa kan,mungkin. Kadang,ada rasa ingin pulang saat rindu sudah mulai tidak bisa dibendung,disaat dimana aku sudah mulai lelah menantang dunia,disaat diamana aku merasa hanya kalian yang sanggup untuk menopang seorang pria muda yang masih mencari jati diri ini. Aku rindu kalian,hampir disetiap waktu ku. Jika malam kembali mengingatkan ku tentang cerita masa kecil ku bersama kalian,entah sdar atau tidak air mata seperti memiliki naluri untuk mendorong aku semakin dalam masuk kealam kenangan masa kecil ku bersama kalian. Aku rindu itu semua...rindu dengan dua manusia tersuper didalam hidup ku,dua orang yang wajah nya sudah mulai menua dan tak sekuat dahulu lagi. Ya tuhan,kebodohan apa yang hamba lakukan sehingga masih kurang bersyukur telah mempunyai dua orang tua super seperti mereka. Aku tau Tuhan,umur mereka semakin bertambah,mereka semkain tua,sehatkan selalu mereka,jaga mereka sebaik-baiknya,seperti bagaimana mereka pernah berjuang hidup dan mati hanya untuk ku,hanya untuk membahagiakan ku,limpahakan kebaikan terhadap mereka tuhan,dan izinkan aku untuk membuat mereka bahagia suatu hari nanti,dengan jerih dan payah ku,dan dengan keringat ku sendiri,sekali pun itu tidak pernah setimpal dengan apa yang sudah mereka lakukan untuk ku. Jaga mereka Tuhan,aku begitu dan teramat mencintai mereka,terdari semenjak aku sadar betapa bodohnya aku mengecewakan mereka dan hingga sampai aku sudah berhenti berjalan dan pulang keperduan mu nanti. -Ayah dan ibu,terimakasih atas apa yang sudah kalian lakukan untuk kami anak-anak kalian,terutama aku,teriamkasih atas semua perjuangan kalian,terimakasih atas semua pengorbanan kalian,terimakasih atas keihklasan kalian,tidak ada manusia hebat selain kalian,aku merindukan kalian,selama dan sepanjang hidup ku- Roni Usgiantori.JS

Jumat, 30 Januari 2015

Masa kecil kami...masa bahagia kami..Dek!

Ini cuma sedikit cerita buat kawan-kawan yang mungkin punya Adik kecil,cerita yang akan mengingatkan kita kembali,masa dimana saat kita masih sangat kecil,masih sangat menggemaskan,masa yang begitu indah menurut kita yang merasakan anak-anak di akhir tahun 90an dan awal 2000an. Dulu,akhir tahun 90an,anak kecil yang mungkin bersekolah dasar atau tk,memeang tidak memiliki maninan mewah seperti kalian sekarang adik-adik manis,kami yang masa kecilnya ada di akhir 90an,memang hanya bisa bermainan di area persawahan,lapangan rumput yang kuas,berlari hilir mudik,selayaknya naka-anak di masa itu. Kami memang tidak bisa mengakses internet,kami juga tidak punya gedget seperti kalian sekarang ini,mainan kami hanya layangan,kelereng,tepuk gambar,lompat karet,lempar batu dan banyak lagi permainan tradisional lainnya. Boro-boro bisa mengakses internet,yang namanya internet pun kami jarnag tau. Setiap harinya saat pagi datang,kami beramai-ramai bernagkat kesekolah dengan kawan-kawan sebaya,tertawa di jalan,bercanda baik dengan kawan pria atau wanita. Belajar dengan senang desekolah,bermain saat istirahat,berdoa sebelum pulang. ( Pasti pernah merasakan,yang duuk paling rapi,boleh pualang duluan) hehe....setelah pulang,kami maish bisa bermain di sawah dengan membawa layangan,tali karet,dan permainan tradisonal lainnya,masa kecil kami memang terkesan sangat kampungan dan norak,tapi kami bahagia sebagai anak-anak,karena kami benar-benar menjadi anak-anak yang seharusnya,kami tidak pernah berfikiran untuk bisa pacran dengan si A,atau si B.Boro-boro mau pacaran,yang namnya pacaran saja kami tidak tahu,atau bahkan,jika ada salah satu teman mulai membuat candaan si A berpacran dengan si B,maka saat bertemu kami merasa malu,bukan malah senang seperti masa sekarnag,atau bahkan ada yang lebih ejstrim,bebrapa dari kalian anak-anak sekarang dengan lantangnya mengungkap kan cinta terhadap lawan jenis. Di masa kami dahulu,yang seperti itu tidak pernah terjadi,entah karena kami memang anak kecil yang bodoh atau memang karena kami masih punya mainan yang setiap hari membuat kami senang berkumpul bersama. Di masa kami dahulu,jangan kan untuk memiliki gedget,toh mainan termahal kami hanya Tamiya,itu pun harus menabung minggu-minggu mendapatkan,atau harus mengsi kepada orang tua dahulu,baru bisa memilikinya. Dimasa kecil kamu dahulu,memang jauh dari kesan mewah dan glamour,yoh kami hanya anak kecil yang taunya,setiap hari bermain,bukan memikirkan bagaimana dengan dia ya? sudah makan atau belum,sedang apa dia yah?...dahulu yang kami tau benar-benar cuma bermain saja. Memang masa kecil kami tidak sepintar kalian,tetapi masa kecil kami jauh lebih bahagia dari kalian. Walau pun mada kecil kami hanya penuh dengan mainan kampung,tetapi kami sangat bahagia,kami senang. Memang melihat keadaan dunia sekarang,bukan murni salah kalian jika kalian seperti kehilangan masa kecil kalian yang seharusnya begitu bahagia seperti kakak-kakak kalian dahulu,perkembangan jaman begitu cepat,tekhnologi makin canggih,sehingga mau tidak mau kita mengikutinya. Ini murni bukan salah kalian,tulisan ini bukan menyalahkan kalian,hanya bentuk keprihatinan dengan masa anak-anak kalian yang direnggut oleh keadaan, Seharusnya ini menjadi tugas orang-orang yang sudag tergolong dewasa,untuk mengawasi dan memberikan arahan terhadap kalian. Seperti kita tau bersama kakak,ibu bapak semunya,hampir 70% tayangan di televisi itu,seperti sudah tidak mendidik,lalu apa gunanya kemajuan tekhnologi jika akhirnya merusak generasi bibit terbaik bangsa? bukan melarang,tetapi laangkah lebih baiknya jika selaku orang yang lebih bisa berfikir,memberikan arahan dan pengawasan terhdap mereka yang masih gampang di bawa oleh sesuatu yang menurut mereka menarik. Contoh kecil,di era akhir 90an,setiap hari di televisi,hampur dipenuhin oelh film-film kartun dan legenda rakyat,tayangan seperti itu secara tidak langsung membuat anak-anak belajar mengenal kembali legenda0legenda yang ada di masyarakat terdahulu,dengan hiburan film-film kartun di sela-selanya. sekarnag,apa masih ada? televisi di penuhin oleh drama percintaan,film-film siluman yang tidak mendidik,cerita dewata-dewata yang akhirnya membuat anak-anak berpraktek ria denga bebasnya di depan khalayak ramai. Ini cuma tulisan yang di tulis setelah melihat perbedaan yang sangat jomplang antara kehidupan anak-anak di era akhir tahun 90an dan di beberapa tahun belakang. Bukan tulisan provokatif atau ingin terlihat sok idealis,ini murni rasa keluhan melihat anak-anak dengan tingkah pola dna laku yang memang tidak pada seharusnya. mereka terlalu cepat dewasa di usia mereka yang masih sekian tahun. Oleh karena itu,kirnaya orang-orang tua bisa kembali memberikan arahan dan pengawasan trehadap putra putri mereka,akan kemajuan dunia yang begitu cepat sehingga membuat banyak prubahan signifikan malah menjurus lebih pada kehilangannya masa indah anak-anak bibit terbaik negeri ini. Semoag bisa menjadi renunagan bersama. Bnagga dan bahagialah,kita yang merasakan masa anak-anak di era kahir tahun 90an dan di awal era milenium.

Rabu, 19 November 2014

Sedari awal....seharusnya memang!

Bertahun-tahun aku mencoba menjadi pemuja rahasia mu. Mencoba memendam segala rasa dan mengalihkan rasa kepada beberapa tempat peraduan. Berharap setidaknya rasa yang sudah mulai mengunung ini sekiranya bisa mulai mengecil karna bebrapa tempat peraduan memberikan sedikiit kenyamanan. Entah sudah berapa lama aku mencoba membohongi diri sendiri dan menjadi pengagum rahasia mu. YaTuhan,,,,apa aku salah hanya sekedar menjadi pengagum dan pencinta rahasianya? Atau aku akan lebih disalahkan lagi sekiranya memberanikan diri denga segala kekonyolan ku untuk merasuk indah kedalam hidupnya? Entahlah....seandainya saat itu aku adalah pria tangguh yang sanggup dan mampu untuk banyak berucap soal hati terhadap mu dan bisamenjadi pencinta yang buat mu,mungkin tal pernah ada kata "mengapa tidak sedari dulu aku bicarakan dengan segelas kopi berdua denga mu?' kenapa baru sekarang saat semuanya suda tidak akan mungkin lagi untuk bisa aku ucapkan. Seharunya rasa hati ini bukan menjadi sebuah penyesalan buat ku sendiri. Masihkah boleh kau mengucapkan apa yang masih aku rasa dan aku simpan selama bertahun-tahun untuk mu? Jika memang iya masih ada kesempatan,lantas kapan aku boleh berbicara? Atau rasa dan kisah ku ini hanya akan menjadi cerita yang tak sempat memiliki? Atau selamnaya aku hanya akan terus dan terus menjadi pencinta dalam hati dan sunyi saja? Aku selalu ingin bisa banyak berbicara bersama mu,agar sekiranya engga tau bahwa ada satu makhluk Tuhan lainnya yang begitu mengagumi dan sudah sekian lama menyimpan satu rasa yang menggunung untuk bisa aku bicarakan dengan mu.Seharunya sedari dulu aku berbicara...memang sedari awal.