Selasa, 07 November 2017

SAMPAI JUMPA LAGI

Bintuhan, 28 Oktober 2017
  28 Februari lalu,saya membawa segudang rindu dari tanah rantau pulang ke tanah kelahiran ku tercinta. Membawa asa yang runtuh karena kerasnya perjalanan membangun mimpi di bumi perantauan.
  Banyak pertanyaan akan akhir Cerita yang ku buat bertahun-tahun lalu,cerita yang pernah ku sombongkan dahulu,cerita yang nyatanya belum bisa ku buat jadi nyatanya dan masih menjadi mimpi sejauh ini.
  Terhitung Februari hingga hari ini,berbulan-bulan sudah aku menikmati anugerah alam tanah kelahiran ku,alam yang indah,alam yang asri,alam yang sudah mulai dirusak oleh 'kerakusan' rezime pemerintahan kali ini.
  Berbulan-bulan juga ku habiskan waktu bersama keluarga ku,ayah,ibu,adik-adik tercinta,bercengkerama tentang lelucon lama yang masih lucu di dengar,bercerita tentang ramainya kekacauan Nasional,dan banyak hal yang membuat hidup ku menjadi kembali mendapat darah segar,kembali merasa bahwa aku memiliki mereka semua,yang nyatanya begitu menyayangi tubuh ini.
  Aku menemukan banyak kawan baru wajah lama,yang hampir setiap malam bercengkrama,bertingkah konyol,menjelajah,berpesta dan saling berseberangan pendapat,tetapi tetap berteman,juga saling perduli dan berbagi tentang banyak hal. Lambat laun mereka menjadi saudara yang tak sedarah.
  Banyak hal yang terjadi,suka dan duka,senang dan sedih,baik dan buruk, rezeki dan musibah.
  Tak ada cinta layaknya remaja pria dan wanita,hanya ada persahabatan semakin membumbung tinggi,berjalan dalam perbedaan warna dan bentuk,indah mengalun dalam ketidaksamaan darah.
  Hanya ada cinta dari orang-orang sekitar yang disebut sanak famili dan saudara,saudara se ayah se ibu,saudara sekakek senenek,dan saudara karena kebaikan.
  Semua berjalan begitu menenangkan ditengah-tengah kegelisahan yang menakuti inti kehidupan. Teman lama ku junpai,saudara tua ku temui,semua kembali menjadi normal untuk beberapa bulan kemarin,semua menjadi kembali sama seperti masa kecil dulu,ada keluarga,saudara,sahabat dan teman lagi di sekitar ku...nikmat sekali rasanya.
  Kota ini memang bukan kota besar penuh kemegahan,hanya sebuah kota kecil yang bergerak agar tetap ada ditengah 'kebimbangan' rezime pemerintahan saat ini. Bukan pula kota yang menjadi destinasi utama para pelancong,hanya sebuah kota yang menjadi lintasan saat melancong.
  Tak ada yang menarik,hanya tempat-tempat kecil yang menjadi tujuan rekreasi,hanya saja itu masih sangat di jaga kemurniannya.
  Aku sudah melakukan perjalanan dibanyak kota indah nan megah,hampir di semua pelosok negeri. Tapi,untuk kota kecil tempat lahir ku,cinta mati ku tertambat,jauh namun terasa dekat,rindu dikala jauh dibelah lautan.
  Terlalu banyak hal-hal kecil yang begitu sulit dilupakan. Pengembara berkata 'tempat lahir ku adalah jalan pulang setelah perjalanan panjang'.
  Malam ini,adalah malam terakhir ku di kota yang ku tumpahkan segala cinta ku,kota yang hati ku sudah mati didalamnya. Setelah beberapa bulan,esok akan aku lanjutkan perjalanan,perjalanan menata asa masa depan,menuju mimpi yang terlanjur ku bangun,menyudahkan cerita yang sudah kepalang ku tulis di dalam lembaran kehidupan.
  Bukan ingin meninggalkan,hanya saja sebagai pria yang mulai beranjak dewasa,ada tanggung jawab di pundak ku,tanggung jawab akan pertanyaan yang semakin sering bermunculan, 'kapan wisuda'.
  Esok sudah tidak akan ada gelak tawa dan candaan dari ayah,ibu,adik,saudara dan sahabat-sahabat baik.
 Memang sementara,hanya rasanya saja yang lama. Lama karena akan tidak bertemu mereka untuk beberapa tahun,lama karema hukum rindu yang terus bertambah tanpa mau berkurang,lama karena letak kota kecintaan ku tak dapat di lihat diujung mata melihat.
  Jujur saja,rindu adalah titik terlemah ku menjalani inti hidup,rindu adalah biang air mata untuk keluar,rindu adalah siksaan tak terluka yang tak kunjung beristirahat.
  Sejauh mata memandang,rindu terus bertambah,rindu akan keluarga tercinta,sanak saudara terkasih dan rindu kawan terkonyol.
  Terimakasih teruntuk kalian,masih menerima ku sebagai tuan rumah,menjadikan ku bagian dari kalian. Menerima lulucon murah ku yang garing,tertawa ditengah ketololan lawakan ku,dan mendengarkan cerita ku.
  Esok pagi,langkahku tak akan kalian dengar lagi di kota ini,tawa ku akan hilang sementara waktu,aku kembali berjalan,meneruskan cerita yang sudah ku tulis,meskipun aku tidak pernah tau kapan cerita ini menemukan tulisan 'THE END' layaknya drama indah telanovela.
  Ayah,ibu,adik,saudara dan sahabat partner in crime ku,aku pamit untuk kalian lewat tulisan ku ini,aku pamit dengan sejuta huruf tak tertata ini.
  Semoga Tuhan kasih waktu untuk kita kembali.... SAMPAI JUMPA.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar