Rabu, 29 Oktober 2014

Habis ditanah rantau

Aku adalah seorang laki-laki yang baru menginjak usia dewasa menurut para pakar dan ahli (entah pakar dan ahli yang mana) . Diawal masuknya usia dewasa ku ini,aku mulai sering berfikir,dimana aku sekarang? Tempat ini seperti bukan tempat ku,tak banyak orang yang ku kenal dan yang mengenalku. Dimana aku sebenarnya. Oh yahhh yahhh yahhh... Aku tau,aku masih berada ditanah rantau,tanah dimana hampir ku habiskan sebagian umur ku beberapa tahun belakangan ini. Sebelumnya tidak pernah ada yang menyadari bahwa ternyata disetengah perjalanan umur ku sudah ku habiskan ditempat yang bukan tanah kelahiran ku sendiri. Lalu dimana aku menghabiskan setengahnya itu? jelas di beberapa tempat lain yang sebelumnya belum pernah ku ketahui tentangnya. yahhh dibeberapa kota ditanah air ini. Hanya setengahnya saja aku ada di tempat kelahiran ku,setengahnya aku seperti seorang pengmbara yang terus melakukan perjalanan kesana dan kesini tanpa tau kapan dan dimana aku harus menghentikan perjalanan ku ini. Munafiq semisalnya aku tidak mengakui kesedihan ku tentang sebgaian usia ku yang habis di perjalanan ini. Tetapi ini hanya tentang sebuah tulisan tentang kesadaran saja. Mungkin ada beberapa di antara pembaca yang juga bahkan lebih dari setengah umurnya dihabiskan ditanah rantau,kita senasib. Semakin lama waktu berjalanan ternyata semakin jauh pula aku melangkahkan kaki ketempat dimana usia ku akan kuhabiskan nantinya. Beberapa tempat bahkan sudah seperti kampung ku sendiri. Semisalnya Kota Cirebon,Kota Bandung dan beberapa pedesaan lainnya di kedua Kota tersebut dan beberapa Kota lainnya. Sempat beberapa waktu aku lebih merindukan beberapa tempat tadi dibandingkan tempat dimana aku berasal. yahh mungkin karena hampir sebagian hidup ku dihabiskan di tempat itu dan jelas banyak juga kenangan-kenangan pahit getir manis dan asamnya yang terjadi di tempat-tempat itu,tak ubahnya juga dengan cerita asmara. Aku bahkan pernah lupa bagai mana aku harus bersikap dengan orang-orang asli tempat kelahiran ku. Aku sudah lama sekali tidak mengggunakan ada dan istiadat tempat lahir ku,aku dibesarkan dibebrapa kota orang,dan aku di didik oleh beberapa dat dan istiadat orang pula. Jawa dan sunda misalnya. Tulisan ini bukan berarti aku melupakan tempat kelahiran ku,apa pun itu dan dimana pun aku,aku tetap punya tempat kelahiran dan akan selalu begitu jadinya. Tak akan ada apa pun yang bisa merubah itu. Sejauh apa pun aku menjadi seorang pengelana,kampung ku tetap kampung ku yang pasti selalu aku rindukan. Orang-orangnya yang masih menjaga kultur,adat istiadat,bahasa dan tatanan hidup yang benar-benar asli dari tempat aku dilahrikan,yang jelas aku selalu merindukan kampung ku karna leluhur ku orang tua ku dan aku berasal dari sana,aku akan tetap dengan bangga mengatakan aku "Putra Asli kabupaten Kaur" .sejauh apa pun aku meninggalkan tempat itu dan seberapa lama umur ku habis di tempat perantauan,aku tetaplah putra daerah ku,kampung dimana aku berasal. Tanah rantau ini hanyakan akan aku jadikan cerita perjalanan hidup dan menjadi cerita untuk anak cucu ku nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar